Just another free Blogger theme

Selasa, 21 Mei 2024

Resume ke - 9

Senin, 20 Mei 2024

KELAS BELAJAR MENULIS NUSANTARA GEL. 31

WRITING BY HEART (MENULIS DENGAN HATI)


"MENULIS DENGAN HATI", apa pula ini?

Dari judulnya saja sudah buat kita jadi penasaran, apa sih yang hendak di paparkan oleh Nara sumber kita kali ini? Menulis dengan penuh perasaan kah? Menulis sesuai kata hati kah? Atau yang lain.

Ya, KBMN pertemuan ke sembilan kali ini mengambil tema WRITING BY HEART atau MENULIS DENGAN HATI, yang akan dipaparkan oleh Ibu MUTMAINAH, M.Pd. dari Lebak, Banten. Bu EMUT merupakan alumni KBMN Gel. 24, yang juga telah banyak menulis berupa antologi atau yang lainnya. Sedangkan moderator kita pada malam ini adalah Ibu WIDYA AREMA dari Malang.

Bu Emut memulai paparannya dengan pertanyaan: Apa itu Menulis Dengan Hati?, Bagaimana Tipsnya menulis Dengan Hati?

"Sesuatu yang ditulis dengan Hati maka akan sampai di Hati pula"

Berikut Tips-tipsnya:

1. LIBATKAN EMOSI. 

Emosi yang dimaksud disini adalah emosi yang sifatnya positif. Tulis apa saja yang kita rasakan, kita amati, dan kita dengarkan. Tulis semua apa adanya, tanpa perlu diedit terlebih dahulu. Jika kita menulis sambil mengedit tulisan kita tidak akan  jadi

Saat menulis libatkan emosi kita. Dengan melibatkan emosi, berarti kita memberi warna dan rasa pada tulisan kita. Ketika menulis tentang kesedihan gambarkan kesedihan itu. Bagaimana rasanya sedih, tulis saja seperti kita sedang curhat pada sahabat kita. Saat sedang marah sampaikan rasa amarah itu dalam kata kata. Sehingga seolah pembaca merasakan aura kemarahan kita.

Mengapa suasana dan emosi dirasa perlu untuk diolah lalu dituangkan ke dalam tulisan? Karena saat kita menulis dengan memainkan suasana dan emosi, maka tulisan yang dibuat pun akan memiliki rasa sehingga pembaca pun akan menikmati tulisan yang dibuat.

Namun jangan salah menempatkan emosi, apabila kita sedang dalam keadaan marah atau sedih jangan memaksa untuk menulis tulisan yang menyenangkan karena mood nya tidak sesuai dengan ide yang akan dituliskan.

Dalam menulis, jangan ragu untuk menuangkan semua ide yang kita miliki. Anggap saja sama seperti menulis diary namun dengan berbagai bentuk tulisan. Jika sudah terbiasa, menulis pun akan menjadi kegiatan yang menyenangkan dan menjadi candu.

2. LIBATKAN PANCA INDERA. 

Bagaimana melibatkan panca indera dalam menulis? mari kita simak cerita berikut ini.

Tiga sahabat itu meringkuk ketakutan. Di tengah samudra biru, mereka terombang-ambing diatas kapal yang sudah lubang sana sini. Tangan mereka terikat jaring dengan kuat, sementara mulut kelu dalam gigil kedinginan. 

Dari kejauhan sesosok makhluk yang besar semakin mendekati mereka. Makhluk itu sangat besar, tingginya melebihi pohon kelapa. Badannya sebesar gedung tingkat delapan. Surainya mencuat tinggi berwarna keperakan disinari matahari. Entah makhluk apa yang mereka lihat. Matanya yang merah menampakkan amarah. Makhluk itu menghantamkan ekornya dengan kuat. 

Byuuuurrrr, seketika air laut bergejolak setinggi 30 meter. Baju mereka basah kuyup, rasa dingin bukan masalah terbesar mereka. Tapi tatapan marah ikan itu. Ikan itu semakin mendekati mereka. Satu ayunan sirip lagi, akan tiba dihadapan mereka.

Ooh bagaimana nasib ketiga sahabat itu selanjutnya?

Apa yang kita rasakan saat membaca cerita di atas? 

Tentu kita juga merasakan dingin, dan ketakutan seperti ketiga sahabat itu bukan. Jadikan tulisan kita memiliki rasa takut, senang, melalui melihat, mendengar, membau. Libatkan semua panca indera.

3. TULIS SESUATU YANG KITA SUKAI. 

Ketika kita jatuh cinta, tentu kita bisa menggambarkan orang kita sukai dengan lengkap bukan? Mulai wajahnya  penampilannya, sikapnya. Bahkan senyumnya pun kita bisa melukiskannya dengan jelas. Kenapa bisa seperti itu? Kuncinya karena kita SUKA. Intinya tulislah yang kita sukai.

Jangan menulis sesuatu yang tidak kita sukai. Ibaratnya jika Anda tidak menyukai minum kopi, jangan memaksa minum kopi. Pasti tidak akan menggambarksn kopi itu secara obyektif bukan? Jangan menulis karena terpaksa. Tulisan yang ditulis dengan terpaksa hanya akan berupa rangkaian huruf tanpa nyawa. 

Menulis adalah soal perasaan. Tidak cukup hanya pengetahuan, seorang penulis harus memiliki pemahaman. Pemahaman dimulai dari memahami diri sendiri baru memahami orang lain. 

Penulis yang punya rasa akan menjadi sensitif dan mampu menangkap banyak hal. Efek ke tulisan, tulisannya akan menjadi lebih dalam dan dapat dimaknai oleh pembaca karena menyentuh pembaca. Dengan melibatkan rasa, penulis akan merasakan pengalaman keterlibatan sesuatu yang menggelegak dari dalam dirinya dan hal itu kemudian akan ditangkap oleh pembacanya. Merasa nggak?

Menulis adalah seni. Seni adalah keindahan. Seni adalah kreativitas. Seni juga bisa berarti jalan. Dengan seni, penulis memiliki jalan yang otentik di dalam karya-karyanya yang sulit ditiru oleh orang lain. Jadi hal ini adalah sebuah ciri khas mendalam dari penulis.

4. JANGAN MENGHARAP PUJIAN. 

Untuk Apa Kita Menulis? 

Jika kita menulis hanya karena pujian, orientasi kita bukan pada segi manfaat tulisan kita. Tapi semata mata karena ingin dipuji. Dan saat tulisan kita sepi dari pujian maka kita akan badmood bahkan malas untuk menulis.

5. WHO AND DO. 

Who artinya kenali siapa yang akan membaca tulisan kita. Jika kita ingin tulisan kita mengena pada remaja maka posisikan diri kita sebagai remaja. Mulai dari gaya bahasa, topik dan hal- hal yang lagi digandrungi remaja. Jadikan diri kita sebagai pembaca. 

Do artinya pesan apa yang ingin kita sampaikan pada pembaca. Dengan harapan pembaca akan melakukan apa yang kita tulis dan kita harapkan sesuai tujuan tulisan kita.

6. READ AND READ

Seorang penulis hendaknya suka membaca. Ibarat kendaraan maka membaca adalah bahan bakar seorang penulis. Dengan membaca kita akan kaya akan ide, bahasa dan bahan menulis. Jadi, semakin banyak seseorang membaca, wawasan dan pengatahuannya pun akan semakin luas, sehingga memiliki banyak referensi atau ide untuk menulis. Dengan kata lain, tiap kalimat yang dituliskan akan mengalir mudah, karena sudah mempunyai bekal informasi.

7. JUJUR

Mulutmu bisa berbohong tapi tulisanmu tidak. Kata orang apa yang tertulis tak mampu berbohong bahwa tulisan adalah isi hati penulis, saat matamu bisa berbohong maka tulisanmu tidak, artinya tulisan kita adalah gambaran dari kita

8. KONSISTEN. 

Konsistensi sangat mudah dikatakan tapi susah dilakukan. Saat lelah mendera, pikiran buntu, atau writer block menyerang istirahatlah. Tapi setelah itu ayunkan lagi kaki lebih tinggi. 

Tulisan yang dibuat dengan hati akan sampai pada hati pula. Tulisan itu akan membius dan membekas dihati pembacanya. Saat tulisan kita memiliki soul, maka tulisan itu tidak akan membosankan. Melekat dalam ingatan.

Hebat...paparannya mengalir begitu saja, saya pikir Bu Emut memang penulis yang hebat. Banyak ide sehingga tiap kalimat yang dituliskan mengalir dengan mudah. Jadi, membaca adalah kuncinya. banyak membaca, maka akan ada banyak ide untuk di tulis.

Berikutnya adalah Apa Sih Manfaatnya Menulis Dengan Hati?

Tulisan yang dihasilkan dari luapan emosi, akan lebih menggugah pembaca. Sebaiknya tulisan yang datar, akan terasa membosankan.

Saat menulis, Kita tidak hanya memproduksi kata-kata, namun juga tengah memproduksi rasa. Maka hadirkan perasaan dan emosi positif saat menulis.  Emosi positif akan membimbing kita untuk terus menerus mengeluarkan kata-kata. Tulisan yang terbimbing oleh emosi positif, akan sangat berbeda dengan  tulisan yang terbimbing oleh emosi negatif.

Ketika kita sedang menulis sebuah novel sepenuh jiwa, maka tulisan tersebut akan memiliki nyawa dan seolah-olah bisa dirasakan secara nyata oleh pembaca. Kita pasti pernah membaca sebuah buku yang membuat kita merasa masih larut dalam cerita meskipun sudah selesai membacanya? Bisa jadi penulis buku tersebut sangat menjiwai tulisannya.

Tentu kita pernah merasakan Writer Block. Tak ada ide menulis. Jangankan menulis paragraf. Membuat kalimat saja kadang tak terangkai. Maka cobalah menulis dengan hati. Tulis semua yang ada disekeliling kita, rasakan dengan indera kita. Tulis saja, tanpa mengindahkan kaidah penulisan. Tulis seolah kita berbicara. Menulislah dengan berbagi rasa lewat abjad, dan menyentuh hati pembaca lewat tulisan.

Contoh menulis melibatkan hati dan tidak melibatkan hati

1. Hari ini hujan turun dengan lebat. Budi sang penjual koran duduk kedingian di trotoar dengan menahan rasa lapar. 

2. Awan mendung terlihat menghitam, suara tetesan hujan semakin menderas. Sesekali terdengar cahaya kilat dan suara petir memekakkan telinga. Si budi kecil penjual koran, menggigil dalam beku. Matanya perih menahan tetesan hujan. Mulutnya membiru, seakan membeku. tangan dan kakinya kelu dan lunglai menahan lapar seharian. Tuhan berikan rezeki untuk bisa kumakan hari ini pintanya syahdu memandang awan kelabu.

Jadi manfaat menulis dengan hati adalah:

1. Lebih menyentuh pembaca

2. Cerita Lebih nyata, 

3. Lebih mudah menyusun cerita. 

Kereeenn....materinya daging semua....mudah-mudahan kebiasaan membaca dan menulisnya menular pada kita. aamiin...

Beberapa pertanyaan dari peserta yang dapat dirangkum adalah:

1. Dari Pa Antoro: Bagaimana cara mengelola waktu untuk menulis agar tidak putus ide dalam satu masalah?

Istirahat dulu sebentar, jangn terlalu ngoyo, bisa dengerin musik dulu, atau olahraga. Begitu ada ide lagi tulis lagi, sebab kalo enggk segera ditulis, si ide bisa menghilang kembali. Membaca buku sebagai salah satu cara untuk kembali menyegarkan dan membangkitkan ide2 baru. Manajemen waktu, buatkan catatan kecil saat menemukan ide dimana saja.

2. Dari Pa Riki, Serang. Apa judul tulusan perdana Ibu tulis dgn hati? Apa saja kehebatan jika sebuah tulisan itu dari hati?

  •    Guruku jodohku, itu antologi ke dua yg saya tulis ketika jadi peserta KBMN
  •    Tentu saja tulisn yg ditulis dari hati akan sampe ke hati pula 

3. Dari Bu Fanie Radjib, Tangerang. Selain sepenuh jiwa adakah cara lain yang bisa dilakukan agar tulisan kita bisa bernyawa dan hidup, sehingga pembaca merasa larut dalam cerita  yang sudah  kita hasilkan tersebut. Saya sering mengalami WB, adakah cara yang ampuh agar WB itu segera lenyap?

Yang pertama tulis dengan melibatkan semua panca indra, amati sekitar kita kemudian tuang dalam tulisan. Kasih sedikit sentuhan imajinasi, agar pembaca bisa ikut larut membaca tulisan kita. 

Yang kedua cara mengatasi writer blocks. Rehat dahulu, lakukan hobi dan kesukaan kita. Bisa juga dengan jalan-jalan sejenak, istilah kita sekarang healing. Shoping apapun itu asal pikiran kita kembali fresh

4. Dari Pa Yusanto. Saya merasakan tulisan yang dari hati itu akan menyentuh hati juga. Masalah nya Bun, kadang saya kurang puitis soalnya jarang baca novel. imana menurut ibu...

Tidak semua tulisan harus ditulis puitis. Dengan bahasa sederhana saja asal kita kelola dengan baik pasti akan menyentuh juga. Penulis itu bahan bakarnya membaca. Yuk kita isi bahan bakar kita dengan banyak membaca

5.  Setiap menulis ada saja kendala yang terlintas dalam benak. Hal ini sangat menoreh kegelisahan sesaat. Saya buntu setiap menentukan judul yang tepat. Bagaimana cara jitu memilih kata kata spesial untuk judul sesuai dengan konten tertuang ? 

Cara Penting Menentukan Judul:

  • Mencakup Pikiran Pokok dalam Tulisan. 
  • Cari diksi yang Tepat.
  • Membuat Pembaca Penasaran. 
  • Tidak Terlalu Panjang. 
  • Tidak Bertele-tele dan Mudah Dipahami.

Closing Statement dari Ibu Narasumber:

  • Lupakan Teori Menulis, Just Write and write
  • Mudah menulis dengan hati
  • Menulis itu seperti berbicara sesuatu yang kita senangi
  • Menulislah dengan hati untuk menghadirkan hati pembaca dalam tulisan anda

Materi yang keren, semoga bermanfaat......

Alhamdulillah, terima kasih yaa Allah.....terima kasih Ibu Nara sumber dan Ibu Moderator, terima kasih rekan-rekan KBMN semua....


Silakan tulis komentarnya dan terima kasih atas kunjungan dan komentarnya. Contact me 123@abc.com

6 komentar: