Just another free Blogger theme

Senin, 30 September 2019

Cerita ini diambil dari buku "Lentera Hati" nya Bapak M. Quraish Shihab. Intinya mengajarkan tentang kesadaran dan keperdulian kita akan tugas-tugas dan kewajiban kita sebagai mahluk Allah dalam menjalani hidup ini.

Ceritanya begini...


Alkisah ada seorang raja yang ingin menguji kesadaran warganya. Raja tersebut memerintahkan agar setiap warganya, pada suatu malam yang telah ditentukan membawa sesendok madu untuk dituangkan dalam sebuah bejana yang telah disediakan di puncak bukit. Seluruh warga memahami benar perintah tersebut dan meyatakan kesediaan mereka untuk melaksanakannya.

Tetapi, dalam pikiran seorang warga terlintas suatu cara untuk mengelak dari tugas, "Aku akan membawa sesendok penuh, tetapi bukan madu melainkan air. Kegelapan malam akan melindungiku dari pandangan mata orang lain.  Sesendok air pun takkan mempengaruhi bejana yang kelak akan diisi madu oleh seluruh warga"

Tibalah waktu yang telah ditentukan. Apa yang kemudian terjadi? Seluruh bejana ternyata penuh terisi dengan air. Rupanya, semua warga berpikiran sama. Mereka mengharapkan warga lain membawa madu, sambil membebaskan diri dari tanggung jawab.

Apa makna dari cerita di atas?

Cerita di atas mungkin saja sering terjadi dalam kehidupan kita. Dalam menjalankan tugas yang telah menjadi tanggungjawab bersama, mungkin kita lebih suka mengelak dari tugas tersebut dan berharap orang lainlah yang mengerjakannya. Jika orang lain berharap sama dengan kita, yang terjadi justru akhirnya kita saling mengandalkan. Ujung-ujungnya tugas tadi tidak terselesaikan. Jika sudah begini, siapa yang harus disalahkan? dan dimanakah keperdulian kita?

Dari cerita di atas, wajar jika agama, khususnya Islam, memberikan petunjuk agar kejadian seperti di atas tidak terjadi.

Rasulullah SAW, pernah bersabda: "Mulailah dari dirimu sendiri, kemudian susulkanlah keluargamu". Setiap orang adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas yang dipimpinya, ini mengandung perngertian bahwa kita jangan saling mengandalkan, melainkan harus tampil lebih dulu.  Sikap mental seperti inilah yang dapat menjadikan bejana sang raja penuh dengan madu bukan dengan air, apalagi racun.

"Berperang dan berjuang di jalan Allah tidaklah dibebankan kecuali pada dirimu sendiri, dan bangkitkanlah semangat orang-orang mukmin (pengikut-pengikutmu)" (QS. 4: 84)
Categories: , ,


Silakan tulis komentarnya dan terima kasih atas kunjungan dan komentarnya. Contact me 123@abc.com

0 komentar:

Posting Komentar