RESUME KE EMPAT BELAS
KELAS BELAJAR MENULIS NUSANTAR GEL. 31
KAIDAH PANTUN
RABU, 05 JUNI 2024
Pa Miftah merupakan seorang ahli tentang pantun. Terlihat dari CVnya beliau pernah menjadi Finalis Festival Pantun dan Dewan Juri Pantun tingkat ASEAN, dan telah menghasilkan beberapa karya berupa buku antologi dan buku solo utamanya tentang pantun juga. Pa Miftah merupakan alumni KBMN Gel. 17. Dalam hidupnya memiliki motto:"Berkarya, berdedikasi, menginspirasi."
Moderator malam ini adalah Ibu AROFIAH AFIFI, S.Pd. Ibu Ovi (demikian biasa dipanggil) merupakan alumni KBMN juga. Bu Ovi memulai sesi malam in dengan sebuah pantun untuk memperkenalkan nara sumber.
Rambut dibelai sama Bu Atun
Sisir dahulu aduh rapinya
Sebelum mulai kaidah pantun
Kenali dulu narasumber
Seperti halnya Bu Ovi, Mas Mif juga memulainya dengan pantun:
Bismillahirrahmanirrahim
Mawar sekuntum tumbuh di taman,
Daun salam tumbuh di kota,
Assalamualaikum saya ucapkan,
Sebagai salam pembuka kata.
Assalamualaikum warahmatullahi wabaraktuh
Bapak ibu, mohon ijin memperkenalkan diri.
Banjir kanal tanahnya lempung,
Membabat semak di pinggir kali,
Salam kenal saya mas Mif guru kampung,
Dari Demak berjuluk kota wali.
Apa itu pantun, bagaimana kaidah pantun dan praktik mudah membuat pantun.
Apa yang terlintas
di benak bapak ibu ketika mendengar kata pantun?
Indonesia memiliki
kekayaan seni verbal yang sangat beranekaragam, salah satunya adalah pantun.
Beberapa pertunjukan pantun bersifat narasi, misalnya
Kentrung di Jawa Tengah dan Jawa Timur menggunakan struktur "pantun"
untuk menceritakan kisah-kisah sejarah keagamaan atau sejarah lokal dengan
iringan genderang.
Pada hakikatnya,
sebagian besar kesusastraan tradisional Indonesia membentuk pondasi dasar
pertunjukan genre campuran yang kompleks, seperti "randai" dari
Minangkabau wilayah Sumatra Barat, yang mencampur antara seni musik, seni
tarian, seni drama, dan seni bela diri dalam perpaduan seremonial yang
spektakuler.
Kita sebagai warga negara Indonesia, patut berbangga, kenapa?
Karena pantun telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda secara nasional pada tahun 2014, dan yang lebih membanggakan lagi Pantun diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak benda pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis pada tanggal 17 Desember 2020. Sehingga pada tanggal tersebut (17 Desember) diperingati sebagai Hari Pantun.
DEFINISI PANTUN
Beberapa definisi pantun menurut para aahli:
Pantun menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020) berasal dari kata “Pan” yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata “Tun” yang merujuk pada sifat santun. Kata “Tun” dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019)
Kalau dilihat dari
definisi tersebut, pantun itu menggambarkan adanya sikap sopan dan santun
Tuntun (Pampanga): teratur, Tonton (Tagalog): mengucapkan sesuatu dengan susunan yang teratur, Tuntun (Jawa Kuno): benang, Atuntun: teratur, Matuntun: pemimpin, Panton (Bisaya): mendidik, Pantun (Toba); kesopanan atau kehormatan (Hussain, 2019)
Kalau dilihat dari definisi ini, pantun disusun dari kata
yang teratur, tidak sembarangan.
Pantun berasal dari
akar kata “TUN” yang bermakna “baris” atau “deret”. Asal kata Pantun dalam
masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai “Panutun”, oleh masyarakat Riau
disebut dengan “Tunjuk Ajar” yang berkaitan dengan etika (Mu’jizah, 2019)
dari sini, pantun
digunakan sebagai penuntun serta tunjuk ajar
Pantun adalah termasuk puisi lama yang terdiri dari empat baris atau rangkap, dua baris pertama disebut dengan pembayang atau sampiran, dan dua baris kedua disebut dengan maksud atau isi (Yunos, 1966; Bakar 2020)
Pantun idak hanya terdapat di Melayu saja, berbagai daerah di Indonesia juga terdapat pantun.
Menurut Suseno
(2006) di Tapanuli pantun dikenal dengan nama ende-ende.
Contoh:
Molo mandurung
ho dipabu,
Tampul si
mardulang-dulang,
Molo malungun
ho diahu,
Tatap siru
mondang bulan.
Artinya:
Jika tuan mencari paku,
Petiklah daun sidulang-dulang,
Jika tuan rindukan daku,
Pandanglah sang bulan purnama.
Sedangkan di Sunda,
pantun dikenal dengan nama paparikan.
Contoh:
Sing getol
nginam jajamu,
Ambeh jadi kuat urat,
Sing getol naengan elmu,
Gunana dunya akhirat.
Artinya:
Rajinlah minum jamu,
Agar kuatlah urat,
Rajinlah menuntut ilmu,
Berguna bagi dunia akhirat..
Pada masyarakat Jawa, pantun dikenal dengan sebutan parikan.
Contoh:
Kabeh-kabeh gelung konde,
Kang endi kang gelung Jawa,
Kabeh-kabeh ana kang duwe,
Kang endi sing durung ana.
Artinya:
Semua bergelung konde,
Manakah yang gelung Jawa,
Semua telah ada yang punya,
Mana yang belum dipunya.
FUNGSI PANTUN
1. Merupakan alat pemelihara bahasa. Pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan
kemampuan menjaga alur berfikir.
2. Melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar.
3. Menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata.
Namun demikian, secara umum
peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.
Kita berpantun dulu
Makan kedondong
jangan dibanting
Kalau dibanting, pecah kulitnya
Rambut gondrong tidak digunting
Karena ga ada duitnya
Nasi hangat disajikan dalam bakul
Tidak lupa dialasi dengan daun
Terima kasih bapak Miftahul
atas ilmunya tentang pantun
Ke Pasar Kamis belanja katun
di pasar sumber membeli bakul
Malam Kamis belajar pantun
dari narasumber mas Miftahul
Menanam bunga di
ujung jalan
Harum mewangi indah menawan
Siapa sangka gadis pujaan
Tambatan hati wajah rupawan
Jalan jalan ke pasar beli
katun
Tidak lupa bawa wadah
Mari kita belajar pantun
Siapa tahu dapat hadiah
Malam Rabu ikut KBMN
Jangan lupa simak materi
Jika anda ulet dan telaten
Literasi akan menambah prestasi
Anak katak turun gunung
Bertemu kambing yang makan daun
Putar otak sampai bingung
Memilih kata menjadi pantun
Baju kebaya berbahan
katun
Ditambah payet dan permata
Malam ini serunya berpantun
Mata ngantuk jadi terbuka
Ngaji mulai dari Alif
Mari bersama berdo'a
Ilmu ini dari Mas Mif
Memang luar biasa
Makan nasi ditambah kerupuk kulit
paling lahap makannya di tepi sawah
membuat pantun memanglah sulit
jika diasah akanlah jadi mudah
Ikan lele berbau amis
Tapi tetap dimakan Atun
Mau apa di malam kamis
Ya pasti belajar pantun
Wah ternyata peserta KBMN Gel. 31 ini jago-jago dalam mengolah kata menjadi pantun.(Malu aku, ga bisa berpantun...hik..hik...hik..)
CIRI-CIRI PANTUN
Ciri-ciri pantun diantaranya:
Satu bait terdiri atas empat baris
Satu baris terdiri atas empat sampai lima kata
Satu baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku
kata
Bersajak
a-b-a-b
Baris pertama
dan kedua disebut sampiran atau pembayang
Baris ketiga dan keempat disebut isi atau maksud
Silakan disimak sendiri diantara pantun yang dibuat oleh rekan-rekan peserta KBMN ini mana yang tidak sesuai kaidah.
Jadi, satu bait pantun terdiri atas empat baris. Lalu satu baris terdiri atas empat sampai lima kata. Kemudian satu baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata, selanjutnya, pantun itu Bersajak a-b-a-b.
Baris pertama dan kedua disebut sampiran atau pembayang. Baris ketiga dan keempat disebut isi atau maksud. Jadi antara baris pertama kedua, itu tidak berhubungan dengan baris ketiga dan keempat. Baris 1 dan 2, berhubungan.
Coba perhatikan pantun berikut:
Dua tiga kucing
saleh
Tidak boleh
Ini masuknyaa apa?
pantun dua baris yang sering dibawakan jarjit namanya karmina atau pantun kilat. baris 1 sampiran, baris 2 isi. Sajak a b. Tiap baris empat sampai lima kata. Jumlah suku kata juga 8 -12
Kalau ini, contoh syair
Ke sekolah janganlah malas,
Belajar rajin di dalam kelas,
Jaga sikap janganlah culas,
Agar hati tak jadi keras.
Semua barisnya, berakhiran bunyi as. maka sajaknya disebut a a a a.
Tiap barisnya saling berhubungan, jumlah kata dan suku kata juga hampir sama dengan pantun.
Kalau yang ini,
contoh gurindam
Jika selalu berdoa berdzikir,
Ringan melangkah jernih berpikir.
gurindam itu terdiri dua baris. Baris 1 sebab, baris 2 akibat.
sebab : berdoa
berdzikir
akibat : jernih berpikir
Jumlah kata dan suku kata juga sama dengan pantun, bunyi akhir 1 dan 2 = kir. Maka sajaknya a a
Sampai sini, kita sudah bisa membedakan antara pantun, karmina, syair dan gurindam.
RIMA
Rima dalam pantun:
Makan nasi ditambah
kerupuk ku lit
paling lahap makannya di tepi saw ah
membuat pantun memanglah su lit
jika diasah akanlah jadi mud ah
Perhatikan bahwa contoh pantun dengan rima/bunyi akhir yang sama hanya di akhir baris. Maka disebut dengan rima akhir.
Pantun itu menunjukkan keindahan pilihan diksi serta kalimat. Kalau bisa, dalam memilih kata agar rimanya indah, usahakan minimal laval akhir yang sama, bukan huruf akhir.
Mawar sekunt um tumbuh di tam an,
Daun sa lam tumbuh di ko ta,
Assalamualaik
um saya ucapk an,
Sebagai sa lam pembuka ka ta.
Ini adalah contoh pantun yang menggunakan rima tengah dan akhir. artinya kata di tengah dan akhir baris memiliki bunyi akhir yang sama.
Rima yang ketiga: Rima awal, tengah dan akhir.
Jangan dipetik daun sirih,
Jika tidak dengan gagangnya,
Jangan diuusik orang berkasih,
Jika tidak dengan sayangnya
Rima keempat: Rima lengkap
Bagai patah tak tumbuh lagi
Rebah sudah selasih di taman
Bagai sudah tak suluh lagi
Patah sudah kasih idaman
Contoh: Mencari kata dengan akhiran Tu
Kutu
Satu
Kartu
Buntu
Menantu
Pintu
Batu
Nah kan, mudah ternyata mencari bunyi akhir yang sama, itu tips pertama bu.
Tips kedua. Kalau buat pantun biasanya yang mana dulu yang dibuat?? sampiran dulu atau isi?
Usahakan buat isinya dulu, alias baris 3 dan 4 nya dulu. Kalau isi sudah jadi, baru buat sampirannya. Jangan lupa, sesuaikan rima nya
Tips ketiga, dalam
membuat pantun jangan memakai nama orang atau merk dagang
Contoh : Mpok Elly membeli Pepsodent
Karena akan mengurangi
keindahan diksi
Tips terakhir, lihat tanda baca setiap akhir barisnya
baris 1, 2 dan 3
diakhiri tanda koma
baris 4 diakhiri tanda titik
Seperti biasa, materi kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab
Tiarma_Depok
Kita sering menemukan pantun bahkan dalam lomba pantunnya bersajak aa aa. Apakah memang ada perubahan atau penyesuaian terkait hal tersebut pak?
Sudah saya sampaikan tadi bahwa pantun yang benar itu bersajak a b a b, silakan kalau bapak ibu ingin membuat pantun bersajak a a a a. Namun akan mengurangi keindahan pantun itu sendiri.
Closing statement
Janganlah merisaukan hasil dari proses yang kita jalani. Nikmati saja susah ataupun senang. tetaplah menjalaninya dengan ikhlas.
Sesi diakhiri dengan pantun hasil karya peserta KBMN, silakan disimak.
Air hangat diambil
dari kuali,
Memakai topi membeli bakul,
aku sangat berterimakasih sekali,
sama bu Ofi dan pak Miftahul.
Bunga selasih di
tepi selokan
Hati patah ditolak cintanya
Terima kasih kami ucapkan
Pada Pak Miftah atas ilmunya
Alangkah lemak makan pempek
Sambil belajar menulis pantun
Alangkah lemak minumnya bandrek
Sambil kita berbalas pantun
Ada alat terbuat dari tempayan,
Daun meniran dicampur timun,
Aku telat membuat rangkuman,
0 komentar:
Posting Komentar