Just another free Blogger theme

Rabu, 12 Juni 2024

RESUME KE EMPAT BELAS

KELAS BELAJAR MENULIS NUSANTAR GEL. 31

KAIDAH PANTUN

RABU, 05 JUNI 2024



KBMN Rabu, 05 Juni 2024 ini akan mempelajari tentang KAIDAH PANTUN yang akan dibawakan oleh Bp. MIFTAHUL HADI, S.Pd. Gr.

Pa Miftah merupakan seorang ahli tentang pantun. Terlihat dari CVnya beliau pernah menjadi Finalis Festival Pantun dan Dewan Juri Pantun tingkat ASEAN, dan telah menghasilkan beberapa karya berupa buku antologi dan buku solo utamanya tentang pantun juga. Pa Miftah merupakan alumni KBMN Gel. 17. Dalam hidupnya memiliki motto:"Berkarya, berdedikasi, menginspirasi."

Moderator malam ini adalah Ibu AROFIAH AFIFI, S.Pd. Ibu Ovi (demikian biasa dipanggil) merupakan alumni KBMN juga. Bu Ovi memulai sesi malam in dengan sebuah pantun untuk memperkenalkan nara sumber.

Rambut dibelai sama Bu Atun

Sisir dahulu aduh rapinya

Sebelum mulai kaidah pantun

Kenali dulu narasumber

Seperti halnya Bu Ovi, Mas Mif juga memulainya dengan pantun:

Bismillahirrahmanirrahim


Mawar sekuntum tumbuh di taman,

Daun salam tumbuh di kota,

Assalamualaikum saya ucapkan,

Sebagai salam pembuka kata.


Assalamualaikum warahmatullahi wabaraktuh

Bapak ibu, mohon ijin memperkenalkan diri.

 

Banjir kanal tanahnya lempung,

Membabat semak di pinggir kali,

Salam kenal saya mas Mif guru kampung,

Dari Demak berjuluk kota wali.


Apa itu pantun, bagaimana kaidah pantun dan praktik mudah membuat pantun.

Apa yang terlintas di benak bapak ibu ketika mendengar kata pantun?


Indonesia memiliki kekayaan seni verbal yang sangat beranekaragam, salah satunya adalah pantun.

Beberapa pertunjukan pantun bersifat narasi, misalnya Kentrung di Jawa Tengah dan Jawa Timur menggunakan struktur "pantun" untuk menceritakan kisah-kisah sejarah keagamaan atau sejarah lokal dengan iringan genderang.

Pada hakikatnya, sebagian besar kesusastraan tradisional Indonesia membentuk pondasi dasar pertunjukan genre campuran yang kompleks, seperti "randai" dari Minangkabau wilayah Sumatra Barat, yang mencampur antara seni musik, seni tarian, seni drama, dan seni bela diri dalam perpaduan seremonial yang spektakuler.

Kita sebagai warga negara Indonesia, patut berbangga, kenapa?

Karena pantun telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda secara nasional pada tahun 2014, dan yang lebih membanggakan lagi Pantun diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak benda pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis pada tanggal 17 Desember 2020. Sehingga pada tanggal tersebut (17 Desember) diperingati sebagai Hari Pantun.

DEFINISI PANTUN

Beberapa definisi pantun menurut para aahli:

Pantun menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020) berasal dari kata “Pan” yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata “Tun” yang merujuk pada sifat santun. Kata “Tun” dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019)

Kalau dilihat dari definisi tersebut, pantun itu menggambarkan adanya sikap sopan dan santun

Tuntun (Pampanga): teratur, Tonton (Tagalog): mengucapkan sesuatu dengan susunan yang teratur, Tuntun (Jawa Kuno): benang, Atuntun: teratur, Matuntun: pemimpin, Panton (Bisaya): mendidik, Pantun (Toba); kesopanan atau kehormatan (Hussain, 2019)

Kalau dilihat dari definisi ini, pantun disusun dari kata yang teratur, tidak sembarangan.

Pantun berasal dari akar kata “TUN” yang bermakna “baris” atau “deret”. Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai “Panutun”, oleh masyarakat Riau disebut dengan “Tunjuk Ajar” yang berkaitan dengan etika (Mu’jizah, 2019)

dari sini, pantun digunakan sebagai penuntun serta tunjuk ajar

Pantun adalah termasuk puisi lama yang terdiri dari empat baris atau rangkap, dua baris pertama disebut dengan pembayang atau sampiran, dan dua baris kedua disebut dengan maksud atau isi (Yunos, 1966; Bakar 2020)

Pantun idak hanya terdapat di Melayu saja, berbagai daerah di Indonesia juga terdapat pantun. 

Menurut Suseno (2006) di Tapanuli pantun dikenal dengan nama ende-ende.

Contoh:

Molo mandurung ho dipabu,

Tampul si mardulang-dulang,

Molo malungun ho diahu,

Tatap siru mondang bulan.


Artinya:

Jika tuan mencari paku,

Petiklah daun sidulang-dulang,

Jika tuan rindukan daku,

Pandanglah sang bulan purnama.


Sedangkan di Sunda, pantun dikenal dengan nama paparikan.

Contoh:

Sing getol nginam jajamu,

Ambeh jadi kuat urat,

Sing getol naengan elmu,

Gunana dunya akhirat.


Artinya:

Rajinlah minum jamu,

Agar kuatlah urat,

Rajinlah menuntut ilmu,

Berguna bagi dunia akhirat..


Pada masyarakat Jawa, pantun dikenal dengan sebutan parikan.

Contoh:

Kabeh-kabeh gelung konde,

Kang endi kang gelung Jawa,

Kabeh-kabeh ana kang duwe,

Kang endi sing durung ana.

Artinya:

Semua bergelung konde,

Manakah yang gelung Jawa,

Semua telah ada yang punya,

Mana yang belum dipunya.


FUNGSI PANTUN

1. Merupakan alat pemelihara bahasa. Pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir.

2. Melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar.

3. Menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata.

Namun demikian, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.


Kita berpantun dulu 

Makan kedondong jangan dibanting

Kalau dibanting, pecah kulitnya

Rambut gondrong tidak digunting

Karena ga ada duitnya

 

Nasi hangat disajikan dalam bakul

Tidak lupa dialasi dengan daun

Terima kasih bapak Miftahul

atas ilmunya tentang pantun

 

Ke Pasar Kamis belanja katun

di pasar sumber membeli bakul

Malam Kamis belajar pantun

dari narasumber mas Miftahul


Menanam bunga di ujung jalan

Harum mewangi indah menawan

Siapa sangka gadis pujaan

Tambatan hati wajah rupawan


Jalan jalan ke pasar beli katun

Tidak lupa bawa wadah

Mari kita belajar pantun

Siapa tahu dapat hadiah

 

Malam Rabu ikut KBMN

Jangan lupa simak materi

Jika anda ulet dan telaten

Literasi akan menambah prestasi

 

Anak katak turun gunung

Bertemu kambing yang makan daun

Putar otak sampai bingung

Memilih kata menjadi pantun


Baju kebaya berbahan katun

Ditambah payet dan permata

Malam ini serunya berpantun

Mata ngantuk jadi terbuka

 

Ngaji mulai dari Alif

Mari bersama berdo'a

Ilmu ini dari Mas Mif

Memang luar biasa

 

Makan nasi ditambah kerupuk kulit

paling lahap makannya di tepi sawah

membuat pantun memanglah sulit

jika diasah akanlah jadi mudah

 

Ikan lele berbau amis

Tapi tetap dimakan Atun

Mau apa di malam kamis

Ya pasti belajar pantun

 

Wah ternyata peserta KBMN Gel. 31 ini jago-jago dalam mengolah kata menjadi pantun.(Malu aku, ga bisa berpantun...hik..hik...hik..)

CIRI-CIRI PANTUN

Ciri-ciri pantun diantaranya:

  Satu bait terdiri atas empat baris

  Satu baris terdiri atas empat sampai lima kata

  Satu baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata

  Bersajak a-b-a-b

  Baris pertama dan kedua disebut sampiran atau pembayang

  Baris ketiga dan keempat disebut isi atau maksud

Silakan disimak sendiri diantara pantun yang dibuat oleh rekan-rekan peserta KBMN ini mana yang tidak sesuai kaidah.

Jadi, satu bait pantun terdiri atas empat baris. Lalu satu baris terdiri atas empat sampai lima kata. Kemudian satu baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata, selanjutnya, pantun itu Bersajak a-b-a-b. 

Baris pertama dan kedua disebut sampiran atau pembayang. Baris ketiga dan keempat disebut isi atau maksud. Jadi antara baris pertama kedua, itu tidak berhubungan dengan baris ketiga dan keempat. Baris 1 dan 2, berhubungan.

Coba perhatikan pantun berikut:

 Dua tiga kucing saleh

 Tidak boleh

Ini masuknyaa apa?

pantun dua baris yang sering dibawakan jarjit namanya karmina atau pantun kilat.  baris 1 sampiran, baris 2 isi. Sajak a b. Tiap baris empat sampai lima kata. Jumlah suku kata juga 8 -12


Kalau ini, contoh syair


Ke sekolah janganlah malas,

Belajar rajin di dalam kelas,

Jaga sikap janganlah culas,

Agar hati tak jadi keras.


Semua barisnya, berakhiran bunyi asmaka sajaknya disebut a a a a.

Tiap barisnya saling berhubungan, jumlah kata dan suku kata juga hampir sama dengan pantun.


Kalau yang ini, contoh gurindam


Jika selalu berdoa berdzikir,

Ringan melangkah jernih berpikir.


gurindam itu terdiri dua baris. Baris 1 sebab, baris 2 akibat.

sebab : berdoa berdzikir

akibat : jernih berpikir

Jumlah kata dan suku kata juga sama dengan pantun, bunyi akhir 1 dan 2 = kir. Maka sajaknya a a

Sampai sini, kita sudah bisa membedakan antara pantun, karmina, syair dan gurindam. 


RIMA

Rima dalam pantun:

 Makan nasi ditambah kerupuk ku lit

 paling lahap makannya di tepi saw ah

 membuat pantun memanglah su lit

 jika diasah akanlah jadi mud ah

Perhatikan bahwa contoh pantun dengan rima/bunyi akhir yang sama hanya di akhir baris. Maka disebut dengan rima akhir. 

Pantun itu menunjukkan keindahan pilihan diksi serta kalimat. Kalau bisa, dalam memilih kata agar rimanya indah, usahakan minimal laval akhir yang sama, bukan huruf akhir.


Mawar sekunt um tumbuh di tam an,

Daun sa lam tumbuh di ko ta,

Assalamualaik um saya ucapk an,

Sebagai sa lam pembuka ka ta.


Ini adalah contoh pantun yang menggunakan rima tengah dan akhir. artinya kata di tengah dan akhir baris memiliki bunyi akhir yang sama.

Rima yang ketiga: Rima awal, tengah dan akhir.

Jangan dipetik daun sirih,

Jika tidak dengan gagangnya,

Jangan diuusik orang berkasih,

Jika tidak dengan sayangnya


Rima keempat: Rima lengkap

Bagai patah tak tumbuh lagi

Rebah sudah selasih di taman

Bagai sudah tak suluh lagi

Patah sudah kasih idaman


Contoh: Mencari kata dengan akhiran Tu

 Kutu

 Satu

 Kartu

 Buntu

 Menantu

 Pintu

 Batu

Nah kan, mudah ternyata mencari bunyi akhir yang sama,  itu tips pertama bu.

Tips kedua. Kalau buat pantun biasanya yang mana dulu yang dibuat?? sampiran dulu atau isi?

Usahakan buat isinya dulu, alias baris 3 dan 4 nya dulu. Kalau isi sudah jadi, baru buat sampirannya. Jangan lupa, sesuaikan rima nya

Tips ketiga, dalam membuat pantun jangan memakai nama orang atau merk dagang

Contoh : Mpok Elly membeli Pepsodent

Karena akan mengurangi keindahan diksi

Tips terakhir, lihat tanda baca setiap akhir barisnya

baris 1, 2 dan 3 diakhiri tanda koma

baris 4 diakhiri tanda titik


Seperti biasa, materi kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab

Tiarma_Depok

Kita sering menemukan pantun bahkan dalam lomba pantunnya bersajak aa aa. Apakah memang ada perubahan atau penyesuaian terkait hal tersebut pak?

Sudah saya sampaikan tadi bahwa pantun yang benar itu bersajak a b a b, silakan kalau bapak ibu ingin membuat pantun bersajak a a a a. Namun akan mengurangi keindahan pantun itu sendiri.

Closing statement 

Janganlah merisaukan hasil dari proses yang kita jalani. Nikmati saja susah ataupun senang. tetaplah menjalaninya dengan ikhlas.


Sesi diakhiri dengan pantun hasil karya peserta KBMN, silakan disimak.

 Air hangat diambil dari kuali,

 Memakai topi membeli bakul,

 aku sangat berterimakasih sekali,

 sama bu Ofi dan pak Miftahul.


 Bunga selasih di tepi selokan

 Hati patah ditolak cintanya

 Terima kasih kami ucapkan

 Pada Pak Miftah atas ilmunya

 

 Alangkah lemak makan pempek

 Sambil belajar menulis pantun

 Alangkah lemak minumnya bandrek

 Sambil kita berbalas pantun

 

 Ada alat terbuat dari tempayan,

 Daun meniran dicampur timun,

 Aku telat membuat rangkuman,

 karena memikirkan membuat pantun









Alhamdulillah...beres juga akhirnya....terima kasih ya Allah....


Silakan tulis komentarnya dan terima kasih atas kunjungan dan komentarnya. Contact me 123@abc.com

0 komentar:

Posting Komentar