![]() |
sumber gbr.: https://bangkitmedia.com/ |
Emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya (keadaan biologis dan psikologis), serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
1. Pengelompokkan Emosi
Ada ratusan emosi, bersama dengan campuran, variasi, mutasi, dan
nuansanya. Sejumlah teori mengelompokkan emosi dalam golongan-golongan:
2. Lima Aspek Kecerdasan Emosional
a. Mengenali emosi diri (Emotional Awareness)
Inti dan kecerdasan emosional adalah kesadaran akan perasaan diri sendiri sewaktu perasaan itu timbul, ciri kesadaran ini dilukiskan sebagai “perhatian tak memihak’. Kesadaran diri bukanlah perhatian yang larut kedalam emosi, bereaksi secara berlebih an dan melebih-lebihkan apa yang diserap?
b. Mengelola emosi (Managing Emotion)
Emosi bukan untuk ditekan, karena setiap perasaan mempunyai nilai dan makna. Sebagaimana yang diamati Aristoteles, yang dikehendaki adalah emosi yang wajar, yakni adanya keselarasan antara perasaan dan lingkungan.
c. Memotivasi diri sendiri (Self Motivation)
Kecerdasan emosional dapat merupakan kecakapan utama apabila kita dapat mengelola tingkat emosi yakni dengan jalan mempertinggi kemampuan lainnya misalnya antusiasme, semangat, tekun, gigih, dan ulet.
d. Mengenali emosi orang lain (Managing Conflict/Empati)
Akar permasalahan disini adalah Empati (Empathia) yang artinya, adalah ikut merasakan bagaimana perasaan orang lain. Suatu kemampuan Empati dapat di tumbuhkan sejak bayi, dengan mulai belajar mensetarakan/menyelaraskan emosi.
e. Membina hubungan (Social Comunication)
Salah satu kunci kecakapan sosial adalah seberapa baik atau buruk seseorang mengungkapkan perasaannya sendiri (Tata Krama Tampilan). Dalam bersosialisasi hendaknya kita mempunyai tampilan emosi yang baik. Karena kecerdasan emosional mencakup dalam menangani hubungan sosial dan dapat menularkan emosi positif.
Sebagai pendidik yang terampil secara emosional dapat sangat membantu anak didik dengan memberi keterampilan emosional. Hasil dari beberapa survei membuktikan bahwa anak didik yang telah mendapat pendidikan EQ mempunyai sifat sbb:
• Lebih pintar menangani emosinya dan lebih stabil emosinya
• Lebih dapat berkonsentrasi
• Lebih bertanggung jawab dan lebih tegas
• Lebih memahami orang-orang lain
• Lebih terampil dalam menyelesaikan konflik
• Berfikir dahulu sebelum bertindak
• Lebih memahami akibat-akibat dari tindak tanduk mereka
- Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati, rasa pahit, berang, tersinggung, dan bermusuhan.
- Kesedihan pedih, suram, melankolis, mengasihi diri, kesepian, ditolak, putus asa.
- Rasa Takut : cemas, gugup, khawatir, waspada, tidak tenang, ngeri, fobia.
- Kenikmatan : bahagia, gembira, puas, bangga, terpesona, dan senang.
- Cinta : kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, dan kasih.
- Terkejut : terkejut, terkesiap, takjub, terpana.
- Jengkel : hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah.
- Malu : rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebur.
2. Lima Aspek Kecerdasan Emosional
a. Mengenali emosi diri (Emotional Awareness)
Inti dan kecerdasan emosional adalah kesadaran akan perasaan diri sendiri sewaktu perasaan itu timbul, ciri kesadaran ini dilukiskan sebagai “perhatian tak memihak’. Kesadaran diri bukanlah perhatian yang larut kedalam emosi, bereaksi secara berlebih an dan melebih-lebihkan apa yang diserap?
b. Mengelola emosi (Managing Emotion)
Emosi bukan untuk ditekan, karena setiap perasaan mempunyai nilai dan makna. Sebagaimana yang diamati Aristoteles, yang dikehendaki adalah emosi yang wajar, yakni adanya keselarasan antara perasaan dan lingkungan.
c. Memotivasi diri sendiri (Self Motivation)
Kecerdasan emosional dapat merupakan kecakapan utama apabila kita dapat mengelola tingkat emosi yakni dengan jalan mempertinggi kemampuan lainnya misalnya antusiasme, semangat, tekun, gigih, dan ulet.
d. Mengenali emosi orang lain (Managing Conflict/Empati)
Akar permasalahan disini adalah Empati (Empathia) yang artinya, adalah ikut merasakan bagaimana perasaan orang lain. Suatu kemampuan Empati dapat di tumbuhkan sejak bayi, dengan mulai belajar mensetarakan/menyelaraskan emosi.
e. Membina hubungan (Social Comunication)
Salah satu kunci kecakapan sosial adalah seberapa baik atau buruk seseorang mengungkapkan perasaannya sendiri (Tata Krama Tampilan). Dalam bersosialisasi hendaknya kita mempunyai tampilan emosi yang baik. Karena kecerdasan emosional mencakup dalam menangani hubungan sosial dan dapat menularkan emosi positif.
Sebagai pendidik yang terampil secara emosional dapat sangat membantu anak didik dengan memberi keterampilan emosional. Hasil dari beberapa survei membuktikan bahwa anak didik yang telah mendapat pendidikan EQ mempunyai sifat sbb:
• Lebih pintar menangani emosinya dan lebih stabil emosinya
• Lebih dapat berkonsentrasi
• Lebih bertanggung jawab dan lebih tegas
• Lebih memahami orang-orang lain
• Lebih terampil dalam menyelesaikan konflik
• Berfikir dahulu sebelum bertindak
• Lebih memahami akibat-akibat dari tindak tanduk mereka
0 komentar:
Posting Komentar